Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79, santri Pondok Pesantren Tahfizh Qur’an Al-Fatah menggelar berbagai kegiatan yang penuh semangat kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air. Acara ini diisi dengan perlombaan, upacara bendera, serta doa bersama untuk bangsa.
Kegiatan dimulai dengan upacara bendera yang diikuti oleh seluruh santri, ustaz, dan pengurus pesantren. Dengan penuh khidmat, para santri mengenakan seragam putih dan peci, berdiri tegap menghormati Sang Merah Putih yang dikibarkan oleh tim Paskibra santri. Dalam amanatnya, pimpinan PPTQ Al-Fatah, Ustadz Mahpudz Nuzuli menyampaikan pentingnya peran generasi muda, khususnya para penghafal Al-Qur’an, dalam menjaga moral bangsa.
"Sebagai santri, kita tidak hanya bertugas menghafal dan memahami Al-Qur’an, tetapi juga harus memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Kemerdekaan yang kita nikmati hari ini adalah hasil perjuangan para ulama dan pahlawan, maka kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan ilmu dan akhlak yang baik," ujarnya.
Setelah upacara, suasana pesantren semakin meriah dengan berbagai perlombaan khas 17 Agustus, seperti lomba makan kerupuk, balap karung, dan tarik tambang. Namun, yang menjadi ciri khas dari perayaan di pesantren ini adalah lomba tilawah dan cerdas cermat Islami bertemakan sejarah perjuangan para ulama dalam kemerdekaan Indonesia.
Salah satu santri, Rally Febtiana, mengaku sangat antusias mengikuti perlombaan. "Biasanya 17 Agustus identik dengan perlombaan fisik, tapi di pesantren kami juga ada lomba menghafal ayat-ayat tentang jihad dan perjuangan dalam Islam. Ini membuat kami semakin sadar bahwa Islam dan kemerdekaan memiliki hubungan erat," katanya.
Sebagai penutup, seluruh santri dan ustaz berkumpul di masjid untuk menggelar doa bersama bagi bangsa. Mereka mendoakan agar Indonesia tetap aman, damai, dan diberkahi oleh Allah SWT, serta agar para pemimpin diberikan kebijaksanaan dalam memimpin negeri ini.
Dengan perayaan yang sarat makna ini, santri PPTQ Al-Fatah tidak hanya merayakan kemerdekaan dengan suka cita, tetapi juga menanamkan nilai-nilai nasionalisme dalam bingkai keislaman. Mereka berkomitmen untuk menjadi generasi yang tidak hanya mencintai Al-Qur’an, tetapi juga berkontribusi bagi bangsa dan negara.
Posting Komentar